Sabtu, 07 April 2018

PENINGKATAN MINAT BACA PUISI PADA SISWA SD DENGAN METODE MEMBACA NYARING


PENINGKATAN MINAT BACA PUISI PADA SISWA SD DENGAN METODE MEMBACA NYARING


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Pidekso Adi, M.Pd.


oleh
Rosita Agus Trisnawati
160211601850







 











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
Mei 2017

A.    Pendahuluan
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Menurut Saleh Abbas (2006:115), puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kurangnya pengetahuan mengenai karya sastra mengakibatkan menurunya minat baca sastra terutama puisi.
Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan atau bahan bacaan dapat difokuskan pada sastra karena di dalam bahan bacaan yang ada di dalam karya sastra sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Siswa dapat membaca dan menyerap pesan-pesan, diksi, gaya bahasa, pola kehidupan masyarakat, dan kebudayaan yang ada sehingga terjadilah sebuah pembelajaran.
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui arti penting membaca karya sastra, mengenali puisi, hakekat sastra anak dan hubungan terhadap minat baca, faktor yang menyebabkan kurangnya minat baca terhadap karya sastra puisi, serta strategi meningkatkan minat baca puisi tersebut pada anak sekolah dasar.
Masalah yang muncul di era seperti ini antara lain, siswa tidak mengerti pengertian karya sastra salah satunya puisi. Karya sastra dianggap tidak penting lagi dan kurang diminati. Anak akan malas jika menemui mata pelajaran puisi. Mereka beranggapan puisi sulit untuk dimengerti dan dalam pelafalannya pun membutuhkan keterampilan yang luar biasa, sehingga menyebabkan membaca puisi itu kurang diminati oleh siswa.

B.     Pentingnya Membaca Karya Sastra (manfaat)
Membaca karya sastra merupakan salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Salah satu cara untuk meningkatkan minat membaca pada usia anak sekolah dasar yaitu dengan cara menggunakan sebuah karya sastra seperti puisi. Sastra bersifat menghibur dan mendidik, dalam sastra terdapat kata-kata, gambar, simbol serta lambang-lambang yang menarik guna meningkatkan minat baca pada anak. Sastra juga berfungsi untuk mengembangkan imajinasi serta wawasan anak.
Berdasarkan paparan di atas, tentunya kita menyadari bahwa betapa besar manfaat kegiatan pembelajaran membaca karya sastra di sekolah dasar. Diperlukan pemahaman yang benar mengenai pembelajaran membaca sastra baik itu pengertian membaca, pengertian sastra, jenis-jenis sastra, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan membaca sastra harus dikuasai oleh para pendidik yang khusunya oleh para guru.
Menurut Djojosuroto (2005:14), pembelajaran membaca puisi itu sendiri merupakan suatu pembelajaran sastra yang memiliki tujuan dan manfaat sangat penting untuk peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman dalam mengemukakan bahwa tujuan dari pembelajaran puisi supaya peserta didik memperoleh pengalaman yang luas dalam membaca puisi. Selain itu, terdapat manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran membaca puisi yakni sebagai sarana untuk pengembangan diri.
 Membaca puisi adalah sebuah pembelajaran yang memiliki   manfaat   bagi   peserta   didik untuk mengembangkan diri. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Kurangnya minat membaca   siswa   terhadap   bacaan   terutama   bacaan   berupa   sastra   sangat berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan ide imajinatifnya melalui tulisan, akibatnya siswa cenderung sulit untuk menyusun sebuah karya tulis sastra. Agar siswa tidak mengalami kesulitan tersebut, siswa harus banyak membaca bahan bacaan berupa sastra.

C.    Mengenali Puisi
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena didalamnya banyak menggunakan makna kias dan makna lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terjadinya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa dalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin puisi juga padat. Keduanya bersenyawa secara padu bagaikan telur dalam adonan roti.
Menurut Pradopo (2005:7) puisi itu pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Selanjutnya, menurut Djojosuroto (2005:9) mengatakan puisi adalah sistem penulisan yang margin kanan dan penggantian barisnya ditentukan secara internal dalam suatu mekanisme yang terdapat dalam baris itu sendiri. Dengan demikian seberapa lebar pun suatu halaman tempat puisi itu ditulis, puisi selalu tercetak atau tertulis dengan cara yang sama. Dalam hal ini, penyair yang menentukan panjang baris atau ukuran.
Puisi juga mempunyai unsur-unsur penting. Unsur-unsur penting yang terdapat dalam puisi yaitu tema, tema mengandung keseluruhan makna dalam puisi tersebut. Makna keseluruhan dalam puisi timbul sebagai akibat pengungkapan diksi (imajinasi, kias, ligas, simbolik). Tema dalam puisi merupakan sumber dari pegungkapan gagasan pokok puisi yang terdapat dalam puisi sebelumnya
Unsur penting selanjutnya yaitu rasa, rasa dalam puisi adalah sikap penyair dalam pokok persoalan yang terdapat dalam puisi yang dibuat. Ada juga nada puisi, nada puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karya ciptanya. Selanjutnya ada amanat.  Amanat yang dimaksudkan adalah penyair mengemukakan pendapat, mencurahkan perasannya yang ingin disampaikan kepada pembaca. Amanat dikemukakan secara tersurat maupun tersirat.
Gaya bahasa merupakan unsur yang penting dalam puisi. Gaya bahasa yang dimaksud dalam puisi adalah gaya bahasa yang intensif dan mampu memberi irama tersendiri dalam penulisan puisi yang bersifat konsentrasi dan intensifikasi. Unsur penting yang terakhir ada bunyi dan irama. Irama dalam puisi adalah gerakan biasa yang sederhana, seperti yang terjadi pada ombak-ombak lautan atau hati insani. Unsur inilah yang bisa mengatur imajinasi pemba auntuk melakukan batasan-batasan tertentu dalam memaknai sebuah puisi.

D.    Hakekat Sastra Anak dan Hubungan Terhadap Minat Baca
Kata sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa (Wellek dan Warren, 1989:38). Karya seni imajinatif tersebut dapat dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Selanjutnya, kata anak  Menurut KBBI (2008:41), dapat diartikan sebagai manusia kecil.
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan. Sejalan dengan pendapat tersebut (Kurniawan, 2009:4-5) mengatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh anak dan pesan yang disampaikan berupa nilai-nilai, moral, dan pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan dan pemahaman anak.
Sastra anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, sehingga dapat memuaskan mereka. Sementara itu sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Artinya, sastra anak ditulis oleh orang tua yang ditujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua. Namun tidak semestinya bahwa sastra anak ditulis oleh orang dewasa atau orang tua atau anak-anak saja
 Sastra anak juga memberikan manfaat dari unsur intrinsik dan unsur ektrinsik . Pada unsur intrinsik  yaitu memberikan rasa kesenangan atau kegembiraan dan kenikmatan bagi anak-anak, mengembangkan daya imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai cara, memberikan pengalaman baru yang seolah mereka mengalaminya,  mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi prilaku kemanusian,  menyajikan dan memperkenalkan anak pengalaman yang universal melanjukan warisan sastra. Selain unsur intrinsik manfaat sastra anak juga terdapat pada unsur ekstrinsiknya yaitu perkembangan bahasa, perkembangan kognitif perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial.
Sejalan dengan pendapat tersebut Pradopo (2005: 16-24) dalam penjelasannya mengatakan bahwa karya sastra dapat dijadikan sebagai pengajaran untuk membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta rasa, dan menunjang pembentukan watak. Berdasarkan penjelasan tersebut secara umum sastra anak memberikan rasa hiburan dan wawasan. Rasa hiburan yang dialami oleh anak ketika membaca sastra atau kisah-kisah menarik yang terdapat dalam buku sastra membuat rasa keingin tahuan terhadap buku yang ia baca hal ini berdampak pada minat baca terhadap dirinya.
Pemilihan bahan pengajaran perlu diperhatikan, harus menerapkan dan menyiapkannya dengan matang. Sebelum melakukan pendekatan atau cara melakukan pembelajaran sastra kepada anak maka hal yang paling penting adalah memilih bahan pengajaran yang tepat. Pemilihan bahan pengajaran yang patut dipertimbangkan yaitu berdasarkan aspek perkembangan bahasa, psikologi dan latar belakang budaya yang tepat (Kurniawan, 2009:13).



E.     Faktor yang Menyebabkan Berkurangnya Minat Baca Puisi
Pembelajaran membaca puisi di zaman modern ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Pembelajaran yang dilakukan monoton sehingga siswa kurang termotivasi dan semangat dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi. Hal ini membuat sikap ataupun karakter siswa terhadap bahasa Indonesia menurun. Sikap menurunnya minat pembelajaran sastra khususnya membaca puisi anak di Sekolah Dasar disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : siswa tidak mendapat contoh cara membaca puisi dengan benar, guru tidak menerapkan model, metode, dan strategi, tidak menggunakan media dalam pembelajaran, pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai pembelajaran membaca puisi masih kurang, sarana dan prasana yang kurang menunjang, serta lingkungan yang  kurang  mendukung  untuk terciptanya sebuah pembelajaran yang kondusif.
Selain itu  kurangnya atau rendahnya minat baca puisi pada anak Sekolah Dasar disebabkan oleh pembelajaran sastra yang kurang menarik. Berbagai faktor mempengaruhi di dalamnya, baik faktor dari segi guru maupun dari siswa sendiri. Keterlibatan berbagai unsur penting yang saling terkait di antaranya unsur guru, kurikulum, metode, pengajaran, sarana dan prasarana, akan sangat mendukung terciptanya keefektifan dalam tercapainya tujuan pendidikan (Abbas, 2006:25).

F.     Strategi Meningkatkan Minat Baca Puisi
Mengingat semakin rendahnya minat membaca puisi pada kalangan anak Sekolah Dasar, sebagai guru harus memiliki strategi guna meningkatkan minat baca terhadap karya sastra terutama puisi. Membaca puisi mungkin tidak menyenangkan untuk sebagian anak. Guru juga dapat mengajarkan membaca puisi pemula pada anak Sekolah Dasar dengan metode membaca nyaring. Membaca nyaring sendiri adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Dalam membaca puisi perlu diperhatikan beberapa poin berikut :
a.       Rima dan irama
Dalam membaca puisi tidak diperbolehkan terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terllau cepat ataupun terlalu lambat.
b.      Artikulasi atau kejalsan suara, artinya suara yang kita keluarkan dalam membaca sebuah puisi haruslah jelas, misalnya salam huruf-huruf vokal supaya puisi dapat terdengar oleh audience.
c.       Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah harus bisa disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. Ketika sebuah puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa menggambarkan kalau puisi tersebut sedih.
d.      Mengatur pernapasan, artinya pernapasa harus diatur dan jangan tergesa-gesa. Hal tersebut supaya tidak menganggu kita ketika membaca puisi.
Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengajarkannya. Sebenarnya mengajarkan membaca puisi pada anak Sekolah Dasar sangat mudah. Seorang guru harus memberikan contoh membaca puisi pada siswanya dengan tepat dan tanpa ada kesalahan. Jika guru mengalami kesalahan ataupun asal-asalan dalam membaca puisi maka siswa akan meniru kesalahan tersebut.
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca puisi, pertama guru memberikan beberapa contoh puisi yang mendidik guna supaya tidak disalahgunakan oleh siswa. Kedua guru dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca dan memahami isi puisi. Ketiga guru menjelaskan bagaimana cara membaca puisi yang baik. Disini guru harus menakankan dan menanamkan perbedaan pada siswa bahwa membaca puisi berbeda dengan membaca prosa.
Cara keempat yang dapat dilakukan, jika siswa sudah bisa membedakan prosa dengan puisi dari penjelasan guru, guru dapat memberikan petunjuk mengenai penjedaan untuk memperjelas makna puisi yang dibacakan pada setiap baitnya. Kelima, siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanda baca dengan aturan bahwa tanda (/) berarti berhenti sebentar, tanda (//) berhenti agak lama, dan (///) berarti berhenti atau selesai, (^) suara perlahan sekali seperti berbisik, (^^) suara perlahan sahaja, (^^^) suara keras sekali seperti berteriak, V tekanan kata pendek sekali, VV tekanan kata agak pendek, VVV tekanan kata agak panjang, dan VVVV tekanan kata agak panjang sekali. Keenam, dalam pemberian tanda harus disesuaikan dengan makna kalimat yang ingin diperjelas maknanya.
Cara ketujuh yang dapat dilakukan adalah mengajak siswa untuk menentukan intonasi yang sesuai dengan makna puisi tersebut. Kedelapan menyampaikan kepada siswa bahwa dalam membaca puisi harus disertai dengan gerak tubuh dan ekspresi yang sesuai. Siswa dapat diajak untuk memahami bagaimana mengungkapkan ekspresi sedih, senang, marah maupun sakit.
Selanjutnya, cara yang dapat dilakukan dengan menunjukan video membaca puisi yang baik. Adanya video tersebut diharapkan siswa dapat melihat dunia luar dan siswa akan termotivasi untuk membaca puisi dengan baik sesuai dengan penjiwaannya masing-masing. Cara terakhir yang dapat dilakukan guna meningkatkan minat baca puisi dengan memberikan sebuah penghargaan bagi siswa yang benar-banar usaha untuk menampilkan kemampuannya semaksimal dan sebagus mungkin.
Dalam pengajaran membaca puisi guru harus berani mengambil tindakan untuk membuat anak suka membaca puisi. Guru harus membuat pola pikir anak bahwa membaca puisi sebenarnya mudah.

G.    Kesimpulan
Dalam membaca sebuah karya sastra diperlukan pemahaman yang benar mengenai pembelajaran membaca sastra baik itu pengertian membaca, pengertian sastra, jenis-jenis sastra, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan membaca sastra harus dikuasai oleh para pendidik yang khusunya oleh para guru. 
Pembelajaran membaca puisi itu sendiri merupakan suatu pembelajaran karya sastra yang memiliki tujuan dan manfaat sangat penting untuk peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman dalam mengemukakan bahwa tujuan dari pembelajaran puisi supaya peserta didik memperoleh pengalaman yang luas dalam membaca puisi. Meningkatkan minat baca puisi pada anak sekolah dasar, guru harus memberikan pondasi bahwa sebenarnya membaca puisi itu mudah. Diperlukannya latihan dan pemahaman yang matang guna membacakan puisi dengan baik.















DAFTAR RUJUKAN
Abbas, S. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Djojosuroto, K. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Jakarta:Nuansa.
Kurniawan, A. 2009. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta:Mediakom.
Pradopo, R. Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra,Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta:PT. Gramedia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar