PENINGKATAN MINAT BACA PUISI PADA
SISWA SD DENGAN METODE MEMBACA NYARING
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH
Bahasa
Indonesia Keilmuan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Pidekso Adi, M.Pd.
oleh
Rosita Agus Trisnawati
160211601850
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
Mei 2017
A. Pendahuluan
Pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah memiliki beberapa tujuan, salah satunya
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Menurut
Saleh Abbas (2006:115), puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif). Kurangnya pengetahuan mengenai karya sastra
mengakibatkan menurunya minat baca sastra terutama puisi.
Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun
minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi maupun prosa
(cerita
pendek dan novel). Pemilihan sumber
bacaan atau bahan bacaan dapat difokuskan pada
sastra karena
di dalam bahan bacaan
yang ada di dalam karya
sastra sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sehari- hari. Siswa
dapat membaca
dan
menyerap pesan-pesan, diksi, gaya
bahasa, pola kehidupan
masyarakat, dan kebudayaan yang ada sehingga terjadilah sebuah pembelajaran.
Tujuan
dibuatnya makalah ini untuk mengetahui arti penting membaca karya sastra,
mengenali puisi, hakekat sastra anak dan hubungan terhadap minat baca, faktor
yang menyebabkan kurangnya minat baca terhadap karya sastra puisi, serta strategi
meningkatkan minat baca puisi tersebut pada anak sekolah dasar.
Masalah
yang muncul di era seperti ini antara lain, siswa tidak mengerti pengertian
karya sastra salah satunya puisi. Karya sastra dianggap tidak penting lagi dan
kurang diminati. Anak akan malas jika menemui mata pelajaran puisi. Mereka
beranggapan puisi sulit untuk dimengerti dan dalam pelafalannya pun membutuhkan
keterampilan yang luar biasa, sehingga menyebabkan membaca puisi itu kurang
diminati oleh siswa.
B. Pentingnya Membaca Karya Sastra
(manfaat)
Membaca
karya sastra merupakan salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Salah
satu cara untuk meningkatkan minat membaca pada usia anak sekolah dasar yaitu
dengan cara menggunakan sebuah karya sastra seperti puisi. Sastra bersifat
menghibur dan mendidik, dalam sastra terdapat kata-kata, gambar, simbol serta
lambang-lambang yang menarik guna meningkatkan minat baca pada anak. Sastra
juga berfungsi untuk mengembangkan imajinasi serta wawasan anak.
Berdasarkan
paparan di atas, tentunya kita menyadari bahwa betapa besar manfaat kegiatan
pembelajaran membaca karya sastra di sekolah dasar. Diperlukan pemahaman yang
benar mengenai pembelajaran membaca sastra baik itu pengertian membaca,
pengertian sastra, jenis-jenis sastra, serta segala sesuatu yang berhubungan
dengan membaca sastra harus dikuasai oleh para pendidik yang khusunya oleh para
guru.
Menurut Djojosuroto (2005:14), pembelajaran membaca
puisi itu sendiri merupakan suatu pembelajaran sastra
yang memiliki tujuan dan manfaat sangat penting untuk peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman
dalam mengemukakan bahwa tujuan dari pembelajaran puisi supaya peserta
didik memperoleh
pengalaman yang luas dalam membaca puisi.
Selain itu, terdapat manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran membaca puisi
yakni sebagai sarana untuk pengembangan
diri.
Membaca puisi adalah sebuah pembelajaran yang memiliki manfaat
bagi
peserta didik
untuk mengembangkan diri.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Kurangnya minat membaca siswa terhadap bacaan terutama bacaan berupa sastra sangat berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan siswa
dalam menuangkan ide imajinatifnya melalui tulisan, akibatnya siswa cenderung
sulit untuk menyusun
sebuah karya tulis sastra. Agar siswa
tidak mengalami kesulitan tersebut, siswa harus
banyak
membaca bahan bacaan berupa sastra.
C. Mengenali Puisi
Puisi
adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra
bersifat konotatif karena didalamnya banyak menggunakan makna kias dan makna
lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih
bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini
disebabkan terjadinya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa
dalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin puisi juga padat. Keduanya
bersenyawa secara padu bagaikan telur dalam adonan roti.
Menurut
Pradopo (2005:7) puisi itu pengekspresian pemikiran yang membangkitkan
perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama.
Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia pengalaman
manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Selanjutnya,
menurut Djojosuroto
(2005:9) mengatakan puisi adalah sistem penulisan yang margin kanan dan
penggantian barisnya ditentukan secara internal dalam suatu mekanisme yang
terdapat dalam baris itu sendiri. Dengan demikian seberapa lebar pun suatu
halaman tempat puisi itu ditulis, puisi selalu tercetak atau tertulis dengan
cara yang sama. Dalam hal ini, penyair yang menentukan panjang baris atau
ukuran.
Puisi juga mempunyai unsur-unsur penting.
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam puisi yaitu tema, tema mengandung
keseluruhan makna dalam puisi tersebut. Makna keseluruhan dalam puisi timbul
sebagai akibat pengungkapan diksi (imajinasi, kias, ligas, simbolik). Tema
dalam puisi merupakan sumber dari pegungkapan gagasan pokok puisi yang terdapat
dalam puisi sebelumnya
Unsur penting selanjutnya yaitu rasa, rasa
dalam puisi adalah sikap penyair dalam pokok persoalan yang terdapat dalam
puisi yang dibuat. Ada juga nada puisi, nada puisi adalah sikap penyair
terhadap pembaca atau penikmat karya ciptanya. Selanjutnya ada amanat. Amanat yang dimaksudkan adalah penyair
mengemukakan pendapat, mencurahkan perasannya yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Amanat dikemukakan secara tersurat maupun tersirat.
Gaya bahasa merupakan unsur yang penting dalam
puisi. Gaya bahasa yang dimaksud dalam puisi adalah gaya bahasa yang intensif
dan mampu memberi irama tersendiri dalam penulisan puisi yang bersifat
konsentrasi dan intensifikasi. Unsur penting yang terakhir ada bunyi dan irama.
Irama dalam puisi adalah gerakan biasa yang sederhana, seperti yang terjadi
pada ombak-ombak lautan atau hati insani. Unsur inilah yang bisa mengatur
imajinasi pemba auntuk melakukan batasan-batasan tertentu dalam memaknai sebuah
puisi.
D. Hakekat Sastra Anak dan Hubungan
Terhadap Minat Baca
Kata sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur
estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa (Wellek dan Warren, 1989:38). Karya
seni imajinatif tersebut dapat dalam bentuk lisan ataupun tertulis.
Selanjutnya, kata anak Menurut
KBBI (2008:41), dapat diartikan sebagai manusia
kecil.
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis
dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari
fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan. Sejalan dengan pendapat tersebut
(Kurniawan, 2009:4-5) mengatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang
menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh anak dan pesan yang disampaikan
berupa nilai-nilai, moral, dan pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan
dan pemahaman anak.
Sastra anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk
dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia
anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak,
sehingga dapat memuaskan mereka. Sementara itu sastra anak adalah karya sastra
yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Artinya,
sastra anak ditulis oleh orang tua yang ditujukan kepada anak dan proses
produksinya pun dikerjakan oleh orang tua. Namun tidak semestinya bahwa sastra
anak ditulis oleh orang dewasa atau orang tua atau anak-anak saja
Sastra anak
juga memberikan manfaat dari unsur intrinsik dan unsur ektrinsik . Pada unsur
intrinsik yaitu memberikan rasa kesenangan atau kegembiraan dan
kenikmatan bagi anak-anak, mengembangkan daya imajinasi anak dan membantu
mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman, atau
gagasan dengan berbagai cara, memberikan pengalaman baru yang seolah mereka
mengalaminya, mengembangkan wawasan
kehidupan anak menjadi prilaku kemanusian,
menyajikan dan memperkenalkan anak pengalaman yang universal melanjukan warisan sastra. Selain unsur intrinsik manfaat
sastra anak juga terdapat pada unsur ekstrinsiknya yaitu perkembangan bahasa,
perkembangan kognitif perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial.
Sejalan dengan pendapat tersebut Pradopo (2005: 16-24) dalam
penjelasannya mengatakan bahwa karya sastra dapat dijadikan sebagai pengajaran
untuk membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,
mengembangkan cipta rasa, dan menunjang pembentukan watak. Berdasarkan
penjelasan tersebut secara umum sastra anak memberikan rasa hiburan dan
wawasan. Rasa hiburan yang dialami oleh anak ketika membaca sastra atau
kisah-kisah menarik yang terdapat dalam buku sastra membuat rasa keingin tahuan
terhadap buku yang ia baca hal ini berdampak pada minat baca terhadap dirinya.
Pemilihan bahan pengajaran perlu diperhatikan, harus
menerapkan dan menyiapkannya dengan matang. Sebelum
melakukan pendekatan atau cara melakukan pembelajaran sastra kepada anak maka
hal yang paling penting adalah memilih bahan pengajaran yang tepat. Pemilihan
bahan pengajaran yang patut dipertimbangkan yaitu berdasarkan aspek
perkembangan bahasa, psikologi dan latar belakang budaya yang tepat (Kurniawan,
2009:13).
E. Faktor yang Menyebabkan
Berkurangnya Minat Baca Puisi
Pembelajaran membaca puisi di zaman modern ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Pembelajaran
yang dilakukan monoton sehingga siswa kurang termotivasi dan semangat dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi. Hal ini
membuat sikap ataupun karakter siswa
terhadap bahasa Indonesia menurun. Sikap menurunnya minat pembelajaran sastra
khususnya membaca puisi anak
di Sekolah Dasar disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : siswa tidak mendapat contoh
cara membaca puisi dengan
benar, guru tidak menerapkan model, metode, dan strategi, tidak menggunakan media dalam pembelajaran,
pengetahuan yang dimiliki siswa
mengenai
pembelajaran membaca puisi masih kurang, sarana dan prasana
yang kurang menunjang, serta lingkungan
yang kurang mendukung untuk terciptanya sebuah pembelajaran yang kondusif.
Selain
itu kurangnya atau rendahnya minat baca
puisi pada anak Sekolah Dasar disebabkan oleh pembelajaran sastra yang kurang
menarik. Berbagai faktor mempengaruhi di dalamnya, baik faktor dari segi guru
maupun dari siswa sendiri. Keterlibatan berbagai unsur penting yang saling
terkait di antaranya unsur guru, kurikulum, metode, pengajaran, sarana dan
prasarana, akan sangat mendukung terciptanya keefektifan dalam tercapainya
tujuan pendidikan (Abbas, 2006:25).
F. Strategi Meningkatkan Minat Baca
Puisi
Mengingat semakin rendahnya minat membaca puisi pada
kalangan anak Sekolah Dasar, sebagai guru harus memiliki strategi guna
meningkatkan minat baca terhadap karya sastra terutama puisi. Membaca puisi
mungkin tidak menyenangkan untuk sebagian anak. Guru juga dapat mengajarkan
membaca puisi pemula pada anak Sekolah Dasar dengan metode membaca nyaring. Membaca nyaring sendiri adalah kegiatan membaca dengan
menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar
pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis,
baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Dalam membaca puisi perlu diperhatikan beberapa poin
berikut :
a.
Rima dan irama
Dalam membaca puisi tidak diperbolehkan terlalu
cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks
biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi
tidak terllau cepat ataupun terlalu lambat.
b.
Artikulasi atau kejalsan suara,
artinya suara yang kita keluarkan dalam membaca sebuah puisi haruslah jelas,
misalnya salam huruf-huruf vokal supaya puisi dapat terdengar oleh audience.
c.
Ekspresi mimik wajah, artinya
ekspresi wajah harus bisa disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. Ketika
sebuah puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih maka ekspresi mimik wajah
kitapun harus bisa menggambarkan kalau puisi tersebut sedih.
d.
Mengatur pernapasan, artinya
pernapasa harus diatur dan jangan tergesa-gesa. Hal tersebut supaya tidak
menganggu kita ketika membaca puisi.
Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengajarkannya.
Sebenarnya mengajarkan membaca puisi pada anak Sekolah Dasar sangat mudah.
Seorang guru harus memberikan contoh membaca puisi pada siswanya dengan tepat
dan tanpa ada kesalahan. Jika guru mengalami kesalahan ataupun asal-asalan
dalam membaca puisi maka siswa akan meniru kesalahan tersebut.
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca
puisi, pertama guru memberikan beberapa contoh puisi yang mendidik guna supaya
tidak disalahgunakan oleh siswa. Kedua guru dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk membaca dan memahami isi puisi. Ketiga guru menjelaskan bagaimana
cara membaca puisi yang baik. Disini guru harus menakankan dan menanamkan
perbedaan pada siswa bahwa membaca puisi berbeda dengan membaca prosa.
Cara keempat yang dapat dilakukan, jika siswa sudah bisa
membedakan prosa dengan puisi dari penjelasan guru, guru dapat memberikan
petunjuk mengenai penjedaan untuk memperjelas makna puisi yang dibacakan pada
setiap baitnya. Kelima, siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanda baca
dengan aturan bahwa tanda (/) berarti berhenti sebentar, tanda (//) berhenti
agak lama, dan (///) berarti berhenti
atau selesai, (^) suara perlahan sekali seperti berbisik, (^^) suara perlahan
sahaja, (^^^) suara keras sekali seperti berteriak, V tekanan kata pendek
sekali, VV tekanan kata agak pendek, VVV tekanan kata agak panjang, dan VVVV
tekanan kata agak panjang sekali. Keenam, dalam pemberian tanda harus
disesuaikan dengan makna kalimat yang ingin diperjelas maknanya.
Cara ketujuh yang dapat dilakukan adalah mengajak siswa
untuk menentukan intonasi yang sesuai dengan makna puisi tersebut. Kedelapan
menyampaikan kepada siswa bahwa dalam membaca puisi harus disertai dengan gerak
tubuh dan ekspresi yang sesuai. Siswa dapat diajak untuk memahami bagaimana
mengungkapkan ekspresi sedih, senang, marah maupun sakit.
Selanjutnya, cara yang dapat dilakukan dengan menunjukan
video membaca puisi yang baik. Adanya video tersebut diharapkan siswa dapat
melihat dunia luar dan siswa akan termotivasi untuk membaca puisi dengan baik
sesuai dengan penjiwaannya masing-masing. Cara terakhir yang dapat dilakukan
guna meningkatkan minat baca puisi dengan memberikan sebuah penghargaan bagi
siswa yang benar-banar usaha untuk menampilkan kemampuannya semaksimal dan
sebagus mungkin.
Dalam pengajaran membaca puisi guru harus berani
mengambil tindakan untuk membuat anak suka membaca puisi. Guru harus membuat
pola pikir anak bahwa membaca puisi sebenarnya mudah.
G. Kesimpulan
Dalam
membaca sebuah karya sastra diperlukan pemahaman yang benar mengenai
pembelajaran membaca sastra baik itu pengertian membaca, pengertian sastra,
jenis-jenis sastra, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan membaca sastra
harus dikuasai oleh para pendidik yang khusunya oleh para guru.
Pembelajaran membaca puisi
itu sendiri merupakan suatu pembelajaran karya sastra yang memiliki tujuan dan manfaat sangat penting untuk peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman
dalam mengemukakan bahwa tujuan dari pembelajaran puisi supaya peserta
didik memperoleh
pengalaman yang luas dalam membaca puisi.
Meningkatkan minat baca puisi pada
anak sekolah dasar, guru harus memberikan pondasi bahwa sebenarnya membaca
puisi itu mudah. Diperlukannya latihan dan pemahaman yang matang guna
membacakan puisi dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Abbas,
S. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia
yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Djojosuroto, K. 2005. Puisi Pendekatan
dan Pembelajaran. Jakarta:Nuansa.
Kurniawan,
A. 2009. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula.
Yogyakarta:Mediakom.
Pradopo, R. Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra,Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Wellek,
Rene dan Warren, Austin. 1989. Teori
Kesusastraan. Jakarta:PT. Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar