Sabtu, 07 April 2018

MORFOLOGI VERBA DENOMINAL


ANALISIS VERBA DENOMINAL DALAM BERITA DETIK FINANCE

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Morfologi Bahasa Indonesia
Yang dibina oleh Prof. Dr. H. Sumadi, M.Pd.


Oleh
Rosita Agus Trisnawati
160211601850








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
Mei 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Morfologi adalah bidang linguistic yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencangkup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem (Kridalaksana, 2010:142). Sependapat dengan Ramlan (2001:21) menyatakan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bahasa serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
Dalam kajiannya morfologi membahasa tentang masalah berbahasa yang dikaji setiap bagian-bagiannya. Gagasan untuk memfokuskan pada satu bahasan masala dalam kajian morfologi tentang afiksasi. Menurut Sumadi (2015:74), afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk dasar. Afiksasi juga disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata. Afiksasi sering dipakai oleh masyrakat di Indonesia untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga pengetahuan tentang afiksasi sangat perlu diketahui.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Verba?
2.      Apa yang dimaksud dengan Verba Denominal?
3.      Bagaimana Pengertian dan Jenis Afiks?
4.      Bagaimana Analisis Data Verba Denominal dalam Berita Detik Finance?




1.3  Tujuan Pembahasan

Berdasarkan uraian latar belakang, maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Verba.
2.      Untuk Mengetahui Pengertian Verba Denominal.
3.      Untuk Mengetahui Pengertian dan Jenis Afiks.
4.      Untuk Mengetahui Analisis Data Verba Denominal dalam Berita Detik Finance.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Verba
Menurut Widjono (2012:167), verba dapat dikenali melalui bentuk morfologis, perilaku sintaksis, dan perilaku semantis dari keseluruhan kalimat. Selain itu, verba dapat didampingi dengan kata tidak. Parera (1994:100) menyatakan bahwa, pada umumnya sebuah verba yang berfungsi sebagai predikat pusat dalam kalimat. Semua nomina akan berhubungan dengan satu nomina secara langsung. Verba ini disebut verba satu sisi atau verba intransitif. Sebuah verba intransitif dapat dijadikan verba transitif dengan proses morfemis. Verba transitif adalah verba yang berstatus dua atau tiga sisi. Berarti verba ini dapat berhubungan atau dihubungi langsung oleh dua atau tiga nomina. Misalnya verba duduk, jalan, dan mati adalah verba intransitif sedangkan verba makan, angkat, ambil adalah verba transitif. Jika verba intransitif hendak menduduki predikat verba transitif, maka dengan proses morfemis tertentu verba intransitif itu dialihkan ke verba transitif. Misalnya, verba duduk yang intransitif ditransitifkan dengan proses morfemis me-i dalam kalimat Anita menduduki jabatan direktur di perusahaan negara. Dalam bahasa Indonesia proses morfemis konfiks me-i, me-kan, ber-kan, dan sufiks -kan, -i merealisasikan kesisisan transitif.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kridalaksana (2010:226) bahwa, verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat dalam beberapa bahasa lain. Verba mempunyai ciri morfologis seperti kata, aspek, dan pesona atau jumlah. Sebagian verba memiliki unsur semantis perbuatan, keadaan dan proses. Kelas kata dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawalo dengan kata tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata sangat, lebih, dan sebagainya.
Kata kerja atau verba biasanya dibatasi sebagai kata-kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Namun, batasan ini masih kabur karena tidak mencakup kata-kata seperti tidur dan meninggal yang dikenal sebagai kata kerja, tetapi tidak menyatakan perbuatan atau tindakan.
Sebab itu, batasan mengenai kata kerja lalu disempurnakan dengan menambahkan kata-kata yang menyatakan “gerak, keadaaan atau terjadinya sesuatu” sehingga batasan itu menjadi : kata kerja adalah kata-kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, proses, gerak, keadaan, atau terjadinya sesuatu.
Bahasa Indonesia mempunyai dua macam bentuk verba, yaitu verba asal yang berarti verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks sintaksis, dan verba turunan yaitu verba yang harus memakai afiks, bergantung pada keformalan bahasa pada posisi sintaksis. Verba turunan dibagi menjadi tiga subkelompok, yakni verba yang dasarnya adalah dasar bebas tetapi memerlukan afiksa untuk berfungsi sebagai verba, verba yang dasarnya adalah verba bebas yang dapat pula memiliki afiks, dan verba yang dasarnya adalah terikat yang memerlukan afiks (Alwi, 2003:98-99).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa verba adalah kata yang menunjukkan sebuah tingkah laku, suatu yang menunjukan pekerjaan, yang di dalamnya ada unsur melakukan serta dapat pula berwujud suatu tindakan atau perbuatan yang aktif atau sedang dilakukan.

2.2  Pengertian Verba Denominal
Verba denominal adalah verba yang diderivikasi dari nomina. Dari segi bentuk tampak bahwa verba denominal mempuyai potensi muncul sebagai kata yang termasuk kelas kata nomina yang dipandang sebagai pangkal opsisis atau pangkal derivasi dari verba denominal itu. Dari segi makna, tampak bahwa di dalam makna verba denominal itu tercakup makna nomina yang menjadi pangkal derivasi atau opsisi (Sudaryanto, 2001:21).
Verhaar (2009:15) ahli lingistic lazim menggunakan istilah demi analisis proses derivasi. Misalnya bila nomina gambar diturunkan verba menjadi menggambar. Asalnya adalah nomina tetapi karena hasilnya adalah sbeuah verba, maka verba menggambar disebut verba denominal. Sependapat dengan Chaer (2012:82) dalam kepustakaan linguistic ada digunakan nama atau istilah untuk bentuk-bentuk derivasi yang diturunkan dari kelas yang berbeda. Misalnya, nomina gergaji diturunkan verba menggergaji. Asal nomina disebut denominal, selanjutnya karena hasil proses afiksasi itu adalah sebuah verba, maka verba menggergaji disebut verba denominal.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa verba denominal adalah verba yang kata dasarnya berupa nomina.

2.3  Pengertian dan Jenis Afiks
2.3.1        Pengertian Afiks dan Afiksasi
Afiks adalah satuan gramatik yang merupakan bentuk terikat yang bukan merupakan pokok kata, tetapi dapat digabungkan dengan satuan gramatik lain dalam rangka membentuk kata (Sumadi, 2015:80). Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal setelah digabng dengan satuan gramatik lain.
Chaer (2012:177) menyatakan bahwa afiks merupakan sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam sebuah proses pembentukan kata. Selanjutnya diperjelas oleh Kridalaksana (2010:3) afiks merupakan bentuk terikat yang bila ditambahakn pada bentuk lain akan mengubah makan gramatikalya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa afiks adalah morfem terikat yang diletakkan pada morfem dasarnya.
Menurut Sumadi (2015:74) afiksasi adalah proses pembentukan kat dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk dasar. Karena afiks sering juga disebut sebagai imbuhan, maka afiksasi juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan kata dengan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan. Sedangkan menurut Kridalaksana (2010:29-31) afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks.  Afiksasi adalah salah satu proses pembentukan kata turunan berkategori verba, nomina, maupun yang berkategori ajektiva (Chaer, 2012:177).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses penambahan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk terkecil yang dapat disegmentasikan misalnya: meja, beli, makan dalam bahasa Indonesia, sedangkan go, write, sing dalam bahasa Ingrris. Dapat juga berupa bentuk kompleks seperti terbelakang pada kata keterangan, berlaku pada kata memberlakukan, dan aturan pada kata beraturan. Dapat juga frase seperti ikut serta pada keikutsertaan, istri simpanan pada isitri simpananya, dan tiba di Jakarta pada setiba di Jakarta
2.3.2        Jenis-jenis Afiksasi
Berdasarkan posisinya dalam proses pembentukan kata, afiks atau imbuhan itu dipilah menjadi empat macam (Sumadi, 2015:76). Keempat macam afiks tersebut dipaparkan sebagai berikut.
(1)          Prefiks
Prefiks ialah pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya. Proses pembentukan kata dibantu, terbesar, kelima, setinggi, dan sebagainya dilakukan dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya.
(2)          Infiks
Infiks adalah pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Proses pembentukan kata telenjuk, gemetar, dan gerigi, misalnya, dilakukan dengan menambahkan afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya.
(3)          Sufiks
Sufiks adalah pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di akhir bentuk dasarnya. Proses pembentukan kata masukan, alami, apoteker, misalnya, dilakukan dengan menambahkan afiks atau imbuhan di akhir bentuk dasarnya.
(4)          Konfiks
Konfiks ialah gabungan yang terbentuk atas prefiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks dan sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap merupakan komposit bentuk beserta artinya. Proses pembentukan kata kehujanan dilakukan dengan menggabungkan afiks atau imbuhan di awal dan akhir bentuk dasarnya.

2.4   Analisis Data Verba Denominal dalam Berita Detik Finance
Rabu 17 May 2017, 12:01 WIB (Sumber : detikfinance)
Menengok Kondisi Terkini Stasiun Sudirman Baru untuk Kereta Bandara
Muhammad Idris – detikFinance
Jakarta – Beberapa tiang rangka dengan kelir hijau tua tegak berdiri di samping Kanal Banjir Barat, di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Sejumlah pekerja memanjat ke atas tiang rangka melakukan pengelasan untuk menyelesaikan bagian atap. Sementara tepat di bawahnya, kereta KRL wara-wiri setiap hampir 10 menit sekali seolah tak dihiraukan para pekerja.
Para pekerja dari kontraktor PT Waskita Karya Tbk ini tengah mengerjakan proyek Stasiun Sudirman Baru. Stasiun ini khusus untuk naik turun penumpang Kereta Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Proyek Stasiun Sudirman Baru terletak di sebelah Barat Stasiun Sudirman yang dipakai untuk angkutan KRL. Letaknya berada di antara jejeran gedung tinggi Jakarta, tepatnya di seberang Hotel Shangri-La.
Suasana di Dukuh Atas tersebut cukup riuh. Selain lalu lintas KRL dan klakson dari kemacetan Jalan Sudirman di atasnya, di kawasan tersebut memang tengah dibangun proyek besar lainnya, yakni pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) yang letaknya selemparan batu dari proyek Stasiun Sudirman Baru.
Wajar banyak sekali alat-alat berat yang tampak di salah satu jantung Kota Jakarta itu. Jarak Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Sudirman 'lama' memang hanya berjarak sekitar 200 meter.
Dari pantauan detikFinance, nantinya akan dibangun jalan akses bagi pejalan kaki dari Stasiun Sudirman ke Stasiun Sudirman baru melewati kolong jembatan Jalan Sudirman.
Akses jalan lain juga dibuat untuk menghubungkan Stasiun Karet yang berada di sebelah Barat stasiun baru itu. Jalan ini memudahkan penumpang yang turun dari KRL dari arah Bogor, Tangerang, dan Serpong tinggal berjalan kaki jika ingin beralih ke kereta bandara.
Sementara itu di dalam proyek Stasiun Sudirman Baru, para pekerja terus menyelesaikan peron, atap, serta dinding stasiun. Alat berat dan molen pengaduk semen terlihat tak jauh dari Stasiun Karet.
Papan seng putih menutupi seluruh area terbatas tersebut, membentang dari Jalan Sudirman hingga ke Stasiun Karet. Tak sembarangan orang bisa masuk, hanya pekerja proyek, dan pengunjung yang sudah mengantongi izin dari PT KAI yang diperbolehkan masuk ke dalam proyek. 
Seorang petugas keamanan proyek yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, proyek tersebut dikebut siang malam untuk mengejar target selesai pada Juli 2017 nanti.
"Tidak ada kendala, semua jalan normal, ini dikejar terus pembangunannya. Kalau mau lebih detail, bisa kontak Pimpro (pimpinan proyek) di Cipondoh (Tangerang)," kata dia kepada detikFinance, Rabu (17/5/2017).
Hasil Temuan Data :
·         Sejumlah pekerja memanjat ke atas tiang rangka melakukan pengelasan untuk menyelesaikan bagian atap.
Analisis :
Pada kata melakukan memiliki nomina dasar ‘laku’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi prefiks ber- dan konfiks meN-kan.  Maka kata melakukan disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Para pekerja dari kontraktor PT Waskita Karya Tbk ini tengah mengerjakan proyek Stasiun Sudirman Baru.
Analisis :
Pada kata mengerjakan memiliki nomina dasar ‘kerja’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi dengan prefiks ber- dan meN. Maka kata mengerjakan disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Proyek Stasiun Sudirman Baru terletak di sebelah Barat Stasiun Sudirman yang dipakai untuk angkutan KRL.
Analisis :
Pada kata terletak memiliki nomina dasar ‘letak’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi dengan prefiks ter- dan me-. Maka kata terletak disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Jarak Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Sudirman 'lama' memang hanya berjarak sekitar 200 meter.
Analisis :
Pada kata berjarak memiliki nomina dasar ‘jarak’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi dengan prefiks ber-, me-, ter-. maka kata berjarak disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Papan seng putih menutupi seluruh area terbatas tersebut, membentang dari Jalan Sudirman hingga ke Stasiun Karet.
Analisis :
Pada kata menutupi memiliki nomina dasar ‘tutup’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi dengan prefiks ber- dan konfiks  meN-i. Maka kata menutupi disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Tak sembarangan orang bisa masuk, hanya pekerja proyek, dan pengunjung yang sudah mengantongi izin dari PT KAI yang diperbolehkan masuk ke dalam proyek. 
Analisis :
Pada kata mengantongi memiliki nomina dasar ‘kantong’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi dengan prefika ber- dan konfiks meN-i. Maka kata mengantongi disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Seorang petugas keamanan proyek yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, proyek tersebut dikebut siang malam.
Analisis :
Pada kata mengatakan memiliki nomina dasar ‘kata’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi dengan prefiks ber- dan konfiks meN-kan. Maka kata mengatakan disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
Rabu 1/May 2017, 15:32 WIB (Sumber : detikfinance)
Ini Alasan Jokowi Izinkan Ditjen Pajak Buka Data Rekening Bank
Hendra Kusuma – detikFinance
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan.
Aturan tersebut tertuang pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017, Tentang Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan. Dalam aturan ini, pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak punya akses untuk membuka data rekening nasabah bank untuk keperluan perpajakan.
Darmin meminta seluruh masyarakat agar tidak memandang Perpu Automatic Exchange of Information (AEoI) ini sebagai suatu hal yang merugikan. Meski pada implementasinya, data para nasabah perbankan baik domestik maupun asing bisa diakses, untuk kepentingan perpajakan.
"Karena itu adalah bagian dari apa, pelaksanaan komitmen kita di dunia internasional yang sudah sejak beberapa tahun lalu di endorse bahwa kita akan comply dalam keterbukaan informasi baik terhadap institusi-institusi yang berkepentingan yang terkait di dunia internasional maupun terhadap institusi yang terkait di dalam negeri," kata Darmin, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Menurut Darmin, penerapan aturan serupa juga dilakukan oleh banyak negara, terutama negara-negara yang sudah sepakat untuk mengimplementasikan keterbukaan informasi.
Mantan Dirjen Pajak ini menuturkan, Perpu AEoI ini akan berlaku hingga UU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) telah resmi diterbitkan. Saat ini, UU KUP masih berada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Kami akan sampaikan bahwa itu di negara lain juga sama. Jadi jangan dilihat bahwa itu akan ada ruginya. Justru akan ada ruginya kalau enggak dibuat, karena kita akan dianggap tidak memenuhi komitmen yang sudah diagungkan oleh pemerintah tadinya itu kan," tambahnya.
Kendati demikian, kata Darmin, UU KUP yang nantinya akan menjadi payung hukum implementasi AEoI masih bisa dibahas dengan persuasif antara pemerintah dengan DPR.
Mengenai kabar saham-saham perbankan anjlok usai terbitnya Perpu AEoI, Darmin meminta kepada pihak perbankan untuk tidak perlu berlebihan menanggapinya.
"Tidak usah serius. Enggak itu kalaupun benar ada, itu orang enggak mengerti saja. Di Singapura juga sama," tukasnya. (wdl/wdl)
Hasil Temuan Data :
·         Darmin meminta seluruh masyarakat agar tidak memandang Perpu Automatic Exchange of Information (AEoI) ini sebagai suatu hal yang merugikan.
Analisis :
Pada kata memandang memiliki nomina dasar ‘pandang’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi prefiks meN-, ter- dan konfiks ber-an, meN-i,. Maka kata melakukan disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         Mantan Dirjen Pajak ini menuturkan, Perpu AEoI ini akan berlaku hingga UU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) telah resmi diterbitkan.
Analisis :
a.       Pada kata menuturkan memiliki nomina dasar ‘tutur’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi prefiks ber- dan konfiks meN-kan. Maka kataa menuturkan disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
b.      Pada kata berlaku memiliki nomina dasar ‘laku’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi prefiks ber­- dan konfiks meN-kan. Maka kata berlaku disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.
·         "Tidak usah serius. Enggak itu kalaupun benar ada, itu orang enggak mengerti saja. Di Singapura juga sama," tukasnya. 
Analisis :
Pada kata mengerti memiliki nomina dasar ‘erti’ dapat berubah menjadi verba jika diimbuhi konfiks meN-i, meN-kan. Maka kata mengerti disebut verba denominal yaitu verba yang kata dasarnya berupa nomina.









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Afiksasi adalah proses pembentukan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi ternyata dapat digunakan dalam pembentuka verba, salah satunya yaitu verba denominal. Verba denominal adalah verba yang kata dasarnya berupa nomina. Namun, tidak semua nomina jika diberi afiks akan berubah menjadi verba. Ada nomina dasar yang diberi imbuhan atau afiks tetap saja menjadi nomina. Afiksasi sering dipakai oleh masyrakat di Indonesia untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga pengetahuan tentang afiksasi sangat perlu diketahui.
3.2 Saran
Dalam pembahasan analisis menggunakan artikel berita, sebaiknya lebih teliti dalam mencari data yang akan dianalisis. Hal ini karena ada kata yang mengecoh yang berasal dari nomina menjadi verba dengan kata yang memang berasal dari verba tetap menjadi verba.









DAFTAR RUJUKAN
Alwi, H. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, A. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Menengok Kondisi Terkini Stasiun Sudirman Baru untuk Kereta Bandara. (Online).(https://finance.detik.com/beritaekonomibisnis/3503360/menengok-kondisi-terkini-stasiun-sudirman-baru-untuk-kereta-bandara). Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.
Parera, J. D. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
PNS Kemenkeu dan OJK yang Intip Rekening Bank Tidak Bisa Dipidana. (Online).(https://finance.detik.com/beritaekonomibisnis/3503735/pnskemenkeu-dan-ojk-yang-intip-rekening-bank-tidak-bisa-dipidana). Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.
Ramlan. 2001. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyo.
Sudaryanto. 2001. Metode Aneka Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogayakarta: Duta Wacana University Press.
Sumadi. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Verhaar, J.W.M. 2009. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Widjono. 2012. Bahasa Indonesia (Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi). Jakarta: Grasindo.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar