Sabtu, 07 April 2018

GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER






Survei Pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan Pendidikan Karakter
Di SMA NEGERI 1 BANTUR
Identitas Sekolah
Nama Sekolah           : SMA NEGERI 1 BANTUR
Alamat                        : Jalan Raya Rejosari,Bantur

Gerakan Literasi Sekolah
·         Pelaksanaan GLS
Pelaksanaan Program GLS di SMA Negeri 1 Bantur berdasarkan alasan sebagai sekolah rujukan atau sekolah yang berakreditasi A sehingga dirujuk sebagai contoh bagi sekolah-sekolah lain. Program GLS dilaksanakan pertama kali pada tahun ajaran 2015-2016 dengan sistem membaca 15 menit di pagi hari pada Jumat setelah kegiatan olahraga. Kemudian, kegiatan tersebut dirangkaian dengan kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang juga merupakan instruksi pemerintah bagi seluruh sekolah di Indonesia. Kegiatan 15 menit membaca dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tersebut pada tahun ajaran berikutnya, 2016-2017, dilaksanakan setiap selasa-sabtu, kecuali senin karena dilaksanakan kegiatan upacara bendera.
Pelaksanaan GLS di SMA Negeri 1 BANTUR  dilakukan dengan cara meletakkan box buku disetiap ruang kelas. Disetiap kelas juga sudah disiapkan lembaran yang bertujuan untuk mengisi nama buku yang dibaca oleh setiap siswa jika sudah selesai membaca buku tersebut. Sistem ini bertujuan hanya untuk memonitoring saja. Dan jika siswa mempunyai buku tentang apapun diharapkan untuk mengumpulkannya ke dalam box yang sudah disediakan di sudut ruang kelas. Dari situ para guru menghimbau  kepada siswa untuk membiasakan untuk membaca buku yang sudah tersedia disudut ruang kelas.tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca buku tersebut hanya sekitar 5-10 menit saja. Apabila sudah selesai membaca siswa diharapkan mampu menulis apa tema dan inti dari buku yang sudah siswa baca tersebut.
·         Faktor pendukung GLS
Faktor pendukung terlaksananya kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Bantur
a.       Adanya sarana untuk mensosialisasikan kebijakan atau program dari sekolah. Sarana itu berupa rapat kerja guru, rapat manajemen, pertemuan orangtua, dan masih banyak sarana yang lain untuk menyampaikan kebijakan yang sudah dirancang.
b.      Adanya perkembangan media juga sangat membantu.
c.       Adanya hibah buku atau wakaf buku dari orangtua. Program ini menjadi faktor pendukung untuk ketersediaan sumber literasi untuk anak.
d.      Selain itu sekolah juga mengaloakasikan waktu dan dana untuk menunjang kecakapan literasi siswa.
e.       Guru-guru mempunyai semangat belajar yang baik.
f.       Adanya alokasi dana untuk membuat poster, surat edaran, dan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.
g.      Selain itu, adanya mahasiswa PPL juga membantu dalam pelaksanaan program-program perpustakaan.
h.      Semua warga sekolah terlibat aktif dalam program yang dibuat oleh perpustakaan
·         Hambatan pelaksanaan GLS
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Bantur secara umum, yakni (1) kegiatan literasi menyebabkan beberapa siswa mengeluh karena jam masuk siswa lebih awal dan pulang sekolah mereka lebih akhir dibandingkan dengan sekolah lainnya, (2) banyaknya koleksi buku pada pojok baca yang dimanfaatkan siswa ketika kegiatan 15 menit membaca cenderung tidak dikembalikan di tempat semula (3) kurangnya pendanaan kegiatan literasi sekolah sehingga ide-ide yang muncul untuk penyempurnaan kegiatan literasi tersebut tidak semua bisa direalisasikan, seperti untuk pengadaan jurnal membaca siswa, (4) seringnya tersitanya jam pembelajaran pertama karena kegiatan 15 menit membaca bersama dilapangan SMA Negeri 1 Bantur, (5) tidak fokusnya siswa dalam melaksanakan kegiatan membaca 15 menit di lapangan sehingga banyak siswa yang bukannya membaca, melainkan justru asyik mengobrol, (6) banyak siswa ketika diminta untuk menjelaskan secara lisan isi bacaan dari buku yang dibaca terlihat sekadar melakukan perintah tersebut dengan menyampaikannya dalam satu kalimat saja sehingga menunjukkan kegiatan literasi yang tidak efektif, (7) aturan buku bacaan yang harus dibaca berupa buku nonpelajaran menjadi masalah bagi siswa kelas XII yang pada saat itu akan melaksanakan ujian nasional karena bagi mereka waktu 15 menit sangat berharga untuk belajar dibandingkan harus ikut kegiatan membaca buku nonpelajaran dalam kegiatan literasi.
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan literasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yakni (1) Siswa terkadang tidak membawa novel yang telah dibaca pada pertemuan sebelumnya yang menyebabkan siswa mengganti novel secara terus-menerus sehingga mengakibatkan program membaca tersebut tidak berjalan dengan efektif. (2) kurangnya waktu yang dimiliki guru dalam setiap pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga guru tidak konsisten dalam menjalankan program membaca novel selama 15 menit. (3) siswa merasa awalnya terpaksa dalam membaca novel karena siswa tidak terbiasa melakukan hal tersebut. Secara umum kendala yang dominan dihadapi siswa dalam pelaksnaan program GLS Di SMA Negeri 1 Bantur adalah banyaknya siswa yang cenderung tidak serius dalam melaksanakan kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran. Siswa awalnya merasa terpaksa dalam mengikuti insttruksi tersebut. Ketika mereka mendapatkan kesempatan untuk berkumpul mereka cenderung lebih memilih mengobrol dibandingkan fokus terhadap bacaan. Selain itu, masih banyak siswa yang lebih menganggap remeh kegiatan 15 menit membaca tersebut. Bagi beberapa siswa, lebih baik mempelajari buku pelajaran dibandingkan membaca buku nonpelajaran yang dianggap menyianyiakan waktu. Oleh karena itu, diperlukan dorongan atau motivasi dari luar, baik berupa bimbingan secara langsung maupun pemberian fasilitas atau sarana yang dapat membangkitkan rasa terhadap membaca

·         Pelaksanaan PPK
Latar belakang dari pelaksanaan PPK di SMA NEGERI 1 BANTUR dengan menambah jam pelajaran agama tentang budi pekerti, pembiasaan sholat dhuha, dhuhur , dan sholat berjamaah. Serta pembacaan surat yasiin disetiap awal masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai.
·         Faktor pendukung PPK
Faktor yang mendukung PPK di SMA NGERI 1 BANTUR adalah peraturan para guru yang membiasakan siswa melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dan para guru tidak segan akan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak melaksanakan peraturan tersebut. Dan dengan adanya sanksi siswa jadi berfikir ulang jika akan melanggarnya.
·         Hambatan pelaksanaan PPK
(1) Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang representatif. Indikator yang tidak representatif dan baik tersebut menyebabkan kesulitan dalam mengungukur ketercapaiannya.
(2)  Sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visinya. Jumlah nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumber-sumber lain. Umumnya sekolah menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang sesuai dengan visi sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dn penilaiannya.
(3)   Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh. Program pendidikan karakter belum dapat disosialisaikan pada semua guru dengan baik sehingga mereka belum memahaminya.
(4)   Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata pelajaran juga terdapat nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai-nilai karakter mata pelajaran tersebut belum dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
(5)   Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Program sudah dijalankan, sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru menyebabkan keterbatasan mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang diampunya.
(6)   Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah.















lampiran

Foto-foto kegiatan GLS
Description: 20171208_122907

Description: 20171208_122930
Foto-foto penciptaan lingkungan kaya teks untuk GLS















Description: 20171208_122940



Description: 20171208_123005






Tidak ada komentar:

Posting Komentar