Survei Pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan Pendidikan Karakter
Di SMA NEGERI 1
BANTUR
Identitas Sekolah
Nama Sekolah :
SMA NEGERI 1 BANTUR
Alamat : Jalan Raya Rejosari,Bantur
Gerakan Literasi
Sekolah
·
Pelaksanaan GLS
Pelaksanaan
Program GLS di SMA
Negeri 1 Bantur berdasarkan alasan sebagai sekolah rujukan atau sekolah yang
berakreditasi A sehingga dirujuk sebagai contoh bagi sekolah-sekolah lain.
Program GLS dilaksanakan pertama kali pada tahun ajaran 2015-2016 dengan sistem
membaca 15 menit di pagi hari pada Jumat setelah kegiatan olahraga. Kemudian,
kegiatan tersebut dirangkaian dengan kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya
yang juga merupakan instruksi pemerintah bagi seluruh sekolah di Indonesia.
Kegiatan 15 menit membaca dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tersebut pada
tahun ajaran berikutnya, 2016-2017, dilaksanakan setiap selasa-sabtu,
kecuali senin karena dilaksanakan kegiatan upacara
bendera.
Pelaksanaan GLS di SMA Negeri 1 BANTUR dilakukan dengan cara meletakkan box buku disetiap ruang kelas. Disetiap kelas juga
sudah disiapkan lembaran yang bertujuan untuk mengisi nama buku yang dibaca
oleh setiap siswa jika sudah selesai membaca
buku tersebut. Sistem ini bertujuan hanya untuk memonitoring saja. Dan jika
siswa mempunyai buku tentang apapun diharapkan untuk mengumpulkannya ke dalam box yang sudah disediakan di sudut ruang
kelas. Dari situ para guru menghimbau kepada siswa untuk membiasakan untuk membaca
buku yang sudah tersedia disudut ruang kelas.tidak membutuhkan waktu lama untuk
membaca buku tersebut hanya sekitar 5-10 menit saja. Apabila sudah selesai
membaca siswa diharapkan mampu menulis apa tema dan inti dari buku yang sudah
siswa baca tersebut.
·
Faktor pendukung GLS
Faktor pendukung
terlaksananya kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Bantur
a.
Adanya
sarana untuk mensosialisasikan kebijakan atau program dari sekolah. Sarana itu
berupa rapat kerja guru, rapat manajemen, pertemuan orangtua, dan masih banyak
sarana yang lain untuk menyampaikan kebijakan yang sudah dirancang.
b.
Adanya
perkembangan media juga sangat membantu.
c.
Adanya
hibah buku atau wakaf buku dari orangtua. Program ini menjadi faktor pendukung
untuk ketersediaan sumber literasi untuk anak.
d.
Selain
itu sekolah juga mengaloakasikan waktu dan dana untuk menunjang kecakapan
literasi siswa.
e.
Guru-guru
mempunyai semangat belajar yang baik.
f.
Adanya
alokasi dana untuk membuat poster, surat edaran, dan untuk kegiatan yang akan
dilaksanakan.
g.
Selain
itu, adanya mahasiswa PPL juga membantu dalam pelaksanaan program-program
perpustakaan.
h.
Semua
warga sekolah terlibat aktif dalam program yang dibuat oleh perpustakaan
·
Hambatan pelaksanaan GLS
Hambatan yang
dialami dalam pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri
1 Bantur secara umum, yakni (1) kegiatan literasi menyebabkan beberapa siswa
mengeluh karena jam masuk siswa lebih awal dan pulang sekolah mereka lebih
akhir dibandingkan dengan sekolah lainnya, (2) banyaknya koleksi buku pada
pojok baca yang dimanfaatkan siswa ketika kegiatan 15 menit membaca cenderung
tidak dikembalikan di tempat semula (3) kurangnya pendanaan kegiatan literasi
sekolah sehingga ide-ide yang muncul untuk penyempurnaan kegiatan literasi
tersebut tidak semua bisa direalisasikan, seperti untuk pengadaan jurnal
membaca siswa, (4) seringnya tersitanya jam pembelajaran pertama karena
kegiatan 15 menit membaca bersama dilapangan SMA Negeri 1 Bantur, (5) tidak
fokusnya siswa dalam melaksanakan kegiatan membaca 15 menit di lapangan
sehingga banyak siswa yang bukannya membaca, melainkan justru asyik mengobrol,
(6) banyak siswa ketika diminta untuk menjelaskan secara lisan isi bacaan dari
buku yang dibaca terlihat sekadar melakukan perintah tersebut dengan
menyampaikannya dalam satu kalimat saja sehingga menunjukkan kegiatan literasi
yang tidak efektif, (7) aturan buku bacaan yang harus dibaca berupa buku
nonpelajaran menjadi masalah bagi siswa kelas XII yang pada saat itu akan
melaksanakan ujian nasional karena bagi mereka waktu 15 menit sangat berharga
untuk belajar dibandingkan harus ikut kegiatan membaca buku nonpelajaran dalam
kegiatan literasi.
Hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan literasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yakni (1)
Siswa terkadang tidak membawa novel yang telah dibaca pada pertemuan sebelumnya
yang menyebabkan siswa mengganti novel secara terus-menerus sehingga
mengakibatkan program membaca tersebut tidak berjalan dengan efektif. (2)
kurangnya waktu yang dimiliki guru dalam setiap pembelajaran Bahasa Indonesia
sehingga guru tidak konsisten dalam menjalankan program membaca novel selama 15
menit. (3) siswa merasa awalnya terpaksa dalam membaca novel karena siswa tidak
terbiasa melakukan hal tersebut. Secara umum kendala yang dominan dihadapi
siswa dalam pelaksnaan program GLS Di SMA Negeri 1 Bantur adalah banyaknya
siswa yang cenderung tidak serius dalam melaksanakan kegiatan 15 menit membaca
buku nonpelajaran. Siswa awalnya merasa terpaksa dalam mengikuti insttruksi
tersebut. Ketika mereka mendapatkan kesempatan untuk berkumpul mereka cenderung
lebih memilih mengobrol dibandingkan fokus terhadap bacaan. Selain itu, masih
banyak siswa yang lebih menganggap remeh kegiatan 15 menit membaca tersebut.
Bagi beberapa siswa, lebih baik mempelajari buku pelajaran dibandingkan membaca
buku nonpelajaran yang dianggap menyianyiakan waktu. Oleh karena itu,
diperlukan dorongan atau motivasi dari luar, baik berupa bimbingan secara
langsung maupun pemberian fasilitas atau sarana yang dapat membangkitkan rasa
terhadap membaca
·
Pelaksanaan PPK
Latar belakang dari pelaksanaan PPK di SMA NEGERI 1
BANTUR dengan menambah jam pelajaran agama tentang budi pekerti, pembiasaan
sholat dhuha, dhuhur , dan sholat berjamaah. Serta pembacaan surat yasiin
disetiap awal masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai.
·
Faktor pendukung PPK
Faktor
yang mendukung PPK di SMA NGERI 1 BANTUR adalah peraturan para guru yang
membiasakan siswa melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dan
para guru tidak segan akan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak
melaksanakan peraturan tersebut. Dan dengan adanya sanksi siswa jadi berfikir
ulang jika akan melanggarnya.
·
Hambatan pelaksanaan PPK
(1) Nilai-nilai
karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang
representatif. Indikator yang tidak representatif dan baik tersebut menyebabkan
kesulitan dalam mengungukur ketercapaiannya.
(2) Sekolah
belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visinya. Jumlah
nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumber-sumber lain. Umumnya sekolah
menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang sesuai dengan visi
sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah
menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dn
penilaiannya.
(3)
Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh.
Program pendidikan karakter belum dapat disosialisaikan pada semua guru dengan
baik sehingga mereka belum memahaminya.
(4) Guru
belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata pelajaran juga terdapat
nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai-nilai karakter
mata pelajaran tersebut belum dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam
proses pembelajaran.
(5) Guru
belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai
karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Program sudah dijalankan,
sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru menyebabkan keterbatasan
mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang
diampunya.
(6) Guru
belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya.
Permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam
mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata
pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah.
lampiran
Foto-foto kegiatan GLS


Foto-foto penciptaan lingkungan kaya teks untuk GLS

![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar