ANALISIS NASALISASI DALAM DONGENG BAHASA INDONESIA “MANUSIA KUE
JAHE”
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Fonologi
Yang
dibina oleh Bapak Dr. Sunaryo HS.,S.H.,M.Hum
Oleh
Rosita Agus Trisnawati
160211601850
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
Mei 2017
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Fonem adalah abstraksi bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
alat-alat bicara. Ketika bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan, tentu ada yang
mendapatkan hambatan, dan ada pula yang dihasilkan tanpa halangan. Selain itu,
antara fonem yang satu dengan yang lain saling berpengaruh. Telah diketahui
pula bahwa setiap bahasa mempunyai
sistem, termasuk sistem yang belum berhubungan dengan fonologi. fonem yang ada
pada suatu bahasa tertentu, belum terdapat pada bahasa tertentu. dapat
dikatakan, fonem-fonem dalam berbagai bahasa memperlihatkan persamaan maupun perbedaan.
Menurut Masnur Muslich (2015:118), bunyi-bunyi lingual condong berubah karena
lingkungannya. Perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan.
Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas
fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari
fonem yang sama. Dengan kata lain, perubahan itu masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi, apabila perubahan bunyi
itu sudah sampai berdampak
pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut
merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu
disebut sebagai perubahan
fonemis.
Transkripsi
ialah penulisan tuturan atau pengubahan teks dengan tujuan untuk manyarankan:
lafal bunyi, fonem, morfem, atau tulisan
sesuai dengan ejaan yang berlaku dalam suatu bahasa yang mejadi sasarannya.
Pada makalah ini akan membahas mengenai nasalisasi dan akan menganalisis proses
nasalisasi pada video dongeng bahasa Indonesia “Manusia Kue Jahe” yang telah ditrasnkripsikan ke dalam teks.
2. Tujuan Penulisan :
1.
Untuk
mengetahui pengertian nasalisasi.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis konsonan nasal
3.
Untuk
mengetahui perubahan bunyi nasalisasi dalam dongeng bahasa Indonesia manusia
kue jahe.
PEMBAHASAN
1 1. Pengertian
Nasalisasi
Banyak keunikan pembentukan kata dalam bahasa
Indonesia. Dibuktikan dengan adanya hukum nasalisasi. Nasalisasi berasal dari
kata nasal, yang berarti bersangkutan dengan bunyi bahasa yang dihasilkan
dengan mengeluarkan udara melalui hidung, yaitu m, n, ng, dan ny, kemudian
diberikan imbuhan -isasi menjadi nasalisasi berarti pelepasan udara melalui
hidung pada waktu menghasilkan bunyi bahasa.
Nasalisasi menurut KBBI Online (2017) yaitu pelepasan
udara melalui hidung pada waktu menghasilkan bunyi bahasa. Nasalisasi adalah sebuah fenomena bahasa di mana
sebuah fonem berubah
bentuk menjadi nasal. Sebuah vokal bisa pula dinasalisasi tanpa
berubah menjadi nasal. Misalkan dalam bahasa Perancis ada beberapa vokal yang bisa
dinasalisasikan (wikipedia, 2017)
Nasalisasi menurut Gorys keraf (1984:55-56) adalah proses merobah atau memberi nasal pada
fonem-fonem. Dalam menasalkan suatu fonem, orang tidak berbuat sesuka hati
tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu. Setiap fonem yang dinasalkan
haruslah mengambil nasal yang homorgon. Artinya nasal yang mempunyai
artikulator dan titik artikulasi yang sama sepeerti fonem yang dinasalkan itu.
Jadi : p dan b
harus mengambil nasal m (karena sama-sama
bilabial)
bilabial)
t dan d harus mengambil nasal n (karena
sama-sama dental)
k dan g harus mengambil nasal ng
(karena sama-sama velar.
Bunyi nasalisasi,
yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan arus
udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat artikulasi bunyi utma diucapkan
sehingga terdengar bunyi [ᵐb], [nd], atau [ᵑg]. Hal ini bisa terjadi pada kontoid bersuara
atau hidup (Muslich, 2015:68). Sedangkan menurut Chaer (2009:) Bunyi nasal yaitu bunyi yang ke luar
melalui rongga hidung. Menurut Marsono (1993:73) bunyi nasal ialah konsonan
yang dibentuk dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru
melelui rongga hidung, jadi strukturnya rapat.
2.
Jenis-jenis Konsonan Nasal
Menurut tempat hambatannya Marsono
(1993:74) membagi jenis konsonan nasal dalam empat kategori :
a. Konsonan nasal bilabial
Konsonan nasa bilabial terjadi bila penghambat artikulator aktifnya ialah
bibir bawah dan artikulator pasifnya ialah bibir atas. Nasal yang terjadi ialah
[m] karena pita suara iku bergetar maka nasal [m] termasuk konsonan bersuara.
Contoh bunyi [m] : malam, lama.
b. Konsonan nasal medio-palatal
Konsonan nasa medio-palatal terjadi bila penghambat artikulator aktifnya
ialah tengah lidah dan artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. Nasal
yang dihasilkan ialah [ñ],
pita suara ikut bergetar maka [ñ] disebut juga
konsonan bersuara
Contoh
bunyi [ñ] : sunyi, nyaring.
c. Konsonan nasal dorso-verlar
Konsonan
nasal dorso-velar terjadi bila proses penghambatan artikulator aktifnya pangkal
lidah dan artikulator pasifnya ialah langit-langit lunak. Nasal yang dihasilkan
adalah [ŋ], pita suara ikut bergetar maka [ŋ] nasal bersuara.
Contoh
bunyi [ŋ] : ngarai, senang.
d. Konsonan nasal apiko-alveolar
Konsonan
apiko-alveolar terjadi apabila penghambat artikulator aktifnya ialah ujung lidah
dan artikulator pasifnya ialah gusi. Nasal yang dihasilkan adalah [n], pita
suara ikut bergetar maka [n] juga termasuk konsonan bersuara.
Contoh
bunyi [n] : nama, saran, ini.
Nasalisasi dibagi dua (wikipedia, 2017) :
·
Nasalisasi huruf konsanan/vokal yang bersuara (tidak luluh)
Contoh: andai - mengandaikan, bantah- membantah
·
Nasalisasi konsonan yang tidak bersuara (luluh).
Contoh: meN + sapu
= menyapu (konsonan /s/ luluh)
Lain halnya dengan kata kristal, tradisi, stabil, dan produksi. Nasalisasi
luluh tidak berlaku pada bentukan kata tersebut karena memiliki dua huruf
konsonan di awal kata, yaitu kr, tr, st, dan pr. Bentukan kata tersebut bukan:
mengristal, menradisi, menyetabil, dan memroduksi, akan tetapi: mengkristal,
mentradisi, menstabilkan, dan memproduksi. Kataberawalan kr, tr, st, dan pr
tidak luluh bila diberikan prefiks me-N.
Menurut Gorys Keraf
(1984:57) syarat-syarat nasalisasi adalah sebagai berikut :
a.
Nasalisasi berlangsung atas dasar homogen.
b.
Dalam nasalisasi konsonan bersuara tak luluh, konsonan tak bersuara
diluluhkan.
c.
Nasalisasi hanya berlangsung pada kata-kata dasar, atau yang dianggap kata
dasar.
d.
Fonem-fonem y, r, l dan w dianggap mengalami proses nasalisasi juga tetapi nasalisasi
yang zero (tidak ada).
3.
Analisis
Nasalisasi Dalam Dongeng Bahasa Indonesia “Manusia Kue Jahe”
Transkripsi teks dongeng Manusia Kue Jahe terdapat pada lampiran makalah
ini. Berikut merupakan
teks Dongeng Bahasa Indonesia yang berjudul “Manusia Kue Jahe”
Dongeng Bahasa Indonesia
Manusia Kue Jahe
Pada suatu ketika hiduplah seorang wanita tua bersama
suaminya di sebuah rumah yang sederhana. Pasangan ini tidak emounyai anak.
Mereka sangat kesepian. Llau suatu hari wanita tersebut membuat anak laki-laki
dari kue jahe. Oh suamiku aku akan memanggang manusia kue jahe hari ini. Dia
sudah menyiapkan segalanya. Kemudian dia mencampurkan mentega, menggulung
adonan dan dia segera membentuk kue jahe yang tampan. Ini manisnya kue jahe
yang tampan, aku harus memanggang sekarang.
Wanita tua itu meletakkannya di pemanggang untuk
dipanggang. Dia menunggu sejenak. Lalu dia kembali ke pemanggang. Baunya sangat
enak. Dia menambahkan lapisan gula untuk rambut dan mulutnya. Dia menggunakan
permen untuk mata dan chery itu kancing-kancingnya. Setelah selesai semua
hidupplah manusia kue jahe. Wanita itu terkejut melihat manusia jahe berlari.
Jangan makan aku. Dia berlari keluar jendela. Berhenti..berhenti. lari-lari
secepat yang kau bisa. Tidak ada yang bisa menangkapku. Karena aku manusia kue
jahe.
Wanita tau itu mengejarnya tapi tidak dapat menangkapnya
dan manusia kue jahe terus berlari dan terus berlari. Berhenti... saat berlari
seekor sapi melihatnya. Baumu sangat lezat kau dapat aku makan. Aku kabur dari
wanita tua itu dan aku bisa kabur dari sapi gemuk sepertimu. Sudah pasti bisa.
Dan sapi itu mulai mengejar manusia kecil itu. Tapi manusia kue jahe berlari
cepat lari-lari cepat yang kau bisa. Tidak ada yang bisa menangkapku karena aku
adalah manusia kue jahe.
Sapi itu terus mengejar kue jahe bersama dengan wanita
tua, tapi dia tidak dapat menangkapnya. Manusia kue jahe terus berlari dan
kemudian dia berjumpa dengan seekor babi. Kau terlihat lezat, aku ingin
memakanmu sekarang. Coba lebih baik babi. Kau tidak dapat menangkapku. Aku
kabur dari wanita tua, aku kabur dari seekor sapi dan sudah pasti kabur darimu.
Lari-lari secepat yang kau bisa. Tidak ada yang bisa menangkapku karena aku
adalah manusia kue jahe. Tapi dia tidak bisa menangkapnya. Manusia kue jahe
berlari dan terus berlari ayam betina melihatnya. Oh.. ada makanan aku harus
memberikannya kepada anakku. Lalu ayam betina berlari di belakang manusia kue
jahe. Kau terlihat lezat untuk makan malam. Aku akan mambawamu pulang ke rumah
untuk anankku tuan manusia kue jahe. Aku kabur dari seekor sapi, aku kabur dari
seekor babi, dan aku bisa kabur dari makhluk kecil, aku bisa lari-lari secepat
yang kau bisa. Tidak ada yang bisa menangkapku karena aku adalah manusia kue
jahe.
Sang ayam megejar manusia kue jahe besama dengan yang
lainnya, tetapi dia tidak dapat menangkapnya. Manusia kue jahe sangat bangga
dengan dirinya. Sangat lambat sekali mereka ini. Setelah dia berlari dia
melambat saat dia melihat seekor serigala sedang minum. Makanan lezat untuk
perutku hari ini. Serigala itu pun mengejar manusia kue jahe. Hei... kau anak muda,
bisakan kita berteman jika kau tidak keberatan? Ini pertama kalinya manusia kue
jahe mendengar sesuatu seperti itu. Dia sangat senang. Baiklah nyonya serigala
aku tidak keberatan tapi dengan satu syarat. Katakanlah tuan manusia kue jahe.
Bisa kau abntu aku menyebrangi sungai ini. Baiklah anak muda kenapa tidak? Sang
manusia kue jahe tentu saja sangat lega. Kemarilah tuan manusia kue jahe, naik
ke punggungku aku akan bantu kau menyebrangi sungai. Manusia kue jahe naik ke
punggung serigala, dan apa yang terjadi setelah serigala licik itu sampai di
seberang sungai. Dia melemparkannya ke udara dan membuka mulutnya, dan
dimasukkanlah manusia kue jahe itu. Benar... dia memang lezat sekali. Itulah
akhir dari manusia kue jahe.
Setelah melihat data di atas, berikut ini adalah transkripsi
fonetis perubahan bunyi nasalisasi yang di dapatkan dalam teks dongeng bahasa
Indonesia “Manusia Kue Jahe”
[mәmpuñai]
meN + punyai
[mәmaŋgaŋ] meN + panggang
[mәñiapkan] meN + siapkan
[mәnuŋgu] meN
+ tunggu
[mәnambahkan] meN
+ tambahkan
[mәnaŋkapku] meN + tangkapku
[mәŋәjarña] meN + kejarnya
[mәŋәjar] meN
+ kejar
[mәnaŋkap] meN + tangkap
[mәñәbraŋi]
meN + sebrangi
Kata
“mempunyai” memiliki kata dasar “punya” terdapat proses nasalisasi bilabial
yaitu fonem [p] pada kata dasar tersebut berubah menjadi “mempunyai”.
Nasalisasi bilabial juga terdapat pada kata “memanggang”.
Kata
“menambahkan” memiliki kata dasar dasar “tambah”. Terdapat proses nasalisasi
laminoalveolar. Sehingga fonem [t] berubah bunyi menjadi “menambahkan”.
Nasalisasi laminoalveolar juga terdapat pada kata “menangkap”.
Kata
“menyiapkan” memiliki kata dasar “siap” terdapat proses nasalisasi
laminoplatal. Fonem [s] pada kata dasar tersebut mengalami perubahan bunyi
menjadi “menyiapkan”. Nasalisasi laminopalatal juga terdapat pada kata
“menyebrangi”.
PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan
bunyi yang dihasilkan dari dongeng bahasa Indonesia “Manusia Kue Jahe” yaitu
nasalisasi. Dari uraian makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
nasalisasi adalah proses merubah atau memberi nasal pada fonem-fonem.
Penambahan pada fonem yang dinasalkan harus sama dengan daerah basis artikulasinya. Dalam
melafalkan suatu fonem, tidak bisa seenaknya saja. Pelafalan suatu fonem yang
mengalami nasalisasi tentunya juga harus memperhatikan kaidah-kaidah dan daerah
titik artikulasinya. Dalam nasalisasi juga terdapat konsonan yang tidak
bersuara (luluh) dan ada pula konsonan yang besuara (tidak luluh).
DAFTAR
RUJUKAN
Chaer, A. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, G. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores:Nusa Indah.
Marsono. 1993. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Muslich, M. 2015. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara